Fenomena Kumpul Kebo Semakin Ramai di Indonesia

Fenomena Kumpul Kebo Semakin Ramai di Indonesia

Dampak negatif ‘kumpul kebo’ terutama dirasakan oleh perempuan dan anak-anak. Secara ekonomi, tidak ada jaminan keamanan finansial bagi anak dan ibu dalam kohabitasi. Ayah tidak memiliki kewajiban hukum untuk memberi dukungan finansial seperti nafkah. Ketika pasangan kohabitasi berpisah, tidak ada kerangka regulasi yang mengatur pembagian aset dan finansial, alimentasi, hak waris, hak asuh anak, dan masalah lainnya.

Dari segi kesehatan, ‘kumpul kebo’ dapat menurunkan kepuasan hidup dan menyebabkan masalah kesehatan mental. Kurangnya komitmen dan kepercayaan dengan pasangan serta ketidakpastian tentang masa depan dapat menyebabkan konflik dalam hubungan. Anak-anak yang lahir dari hubungan kohabitasi juga cenderung mengalami gangguan pertumbuhan, kesehatan, dan emosional.

Anak-anak ini mungkin merasa bingung tentang identitas mereka dan merasa tidak diakui karena stigma dan diskriminasi terhadap status mereka. Hal ini membuat mereka sulit untuk menemukan tempat mereka dalam keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Jadi, meskipun ‘kumpul kebo’ mungkin terlihat sebagai bentuk cinta yang murni bagi beberapa orang, kita tidak boleh melupakan dampak negatifnya terhadap perempuan dan anak-anak. Lebih baik mencari solusi yang lebih aman dan stabil untuk hubungan kita, agar semua pihak bisa merasa aman dan dihormati.