Sektor Tekstil Semakin Terpuruk Jumlah Buruh Semakin Berkurang

Sektor Tekstil Semakin Terpuruk, Jumlah Buruh Semakin Berkurang

Namun, pada tahun 2023, gejolak geopolitik kembali terjadi. China mengalami surplus produksi dan terlibat dalam perang dagang dengan AS. Hal ini menyebabkan China harus mencari pasar luar negeri untuk menyalurkan produk-produknya, termasuk ke Indonesia. Akibatnya, pasar dalam negeri kita menjadi dibanjiri oleh produk impor.

Adie juga menyoroti lemahnya kebijakan pemerintah dalam mengatur pasar domestik sehingga barang-barang impor dengan mudah masuk ke Indonesia. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah pekerja di sektor tekstil, yang mengalami penurunan sebesar 7,5% dari tahun 2023 ke 2024. Jumlah pekerja di sektor industri pakaian jadi juga mengalami penurunan sebesar 0,85%.

Meski demikian, ada sedikit optimisme karena jumlah pekerja di sektor industri pakaian jadi pada tahun 2024 masih lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015. Meskipun demikian, tantangan besar masih harus dihadapi untuk memulihkan industri TPT nasional dan meningkatkan kesejahteraan para pekerja di sektor tersebut. Semoga dengan adanya kerja sama antara pemerintah, pelaku industri, dan para pekerja, industri TPT dapat bangkit kembali dan memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian Indonesia.