Indonesia memiliki utang jatuh tempo sebesar Rp 800 triliun pada tahun 2025. Dengan jumlah utang yang begitu besar, tentu saja banyak yang bertanya-tanya mengenai nasib Ibu Kota Nusantara (IKN) dan program makan bergizi gratis. Menurut Direktur Program INDEF, Eisha M Rachbini, utang jatuh tempo pada tahun 2024 sekitar Rp 400 triliun dan pada tahun 2025 akan mencapai Rp 800 triliun. Di sisi lain, presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki program makan bergizi gratis dan berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan IKN.
Eisha menekankan bahwa porsi anggaran APBN 2024 yang cukup besar untuk pembangunan IKN, yaitu sebesar 16%. Namun, ia juga menilai bahwa harus ada program-program prioritas dalam pengalokasian anggaran tersebut. “Program-program yang banyak juga harus ada prioritas. Pembiayaan Inovatif sangat diperlukan, terutama untuk memperkuat fiskal kita ke depan,” ujar Eisha dalam acara Diskusi Publik di Jakarta.
Untuk melanjutkan pembangunan IKN, Eisha menyarankan agar didorong dengan sumber pendanaan lain, seperti melibatkan investor. Namun, hingga saat ini kontribusi investor untuk IKN masih belum signifikan dalam mengurangi beban anggaran APBN. “Pembiayaan inovatif harus didorong, tidak hanya mengandalkan pemerintah tapi juga melibatkan investor. Namun, masalahnya adalah seberapa besar kontribusi investor untuk IKN?” jelasnya.