41% dari menara yang dimiliki berlokasi di Jawa dengan total 15.974 menara, sementara sisanya 59% atau 22.607 menara berada di luar Jawa. Hal ini sesuai dengan langkah strategis Mitratel untuk mengejar peluang dari pasar di luar Jawa. Pertumbuhan penambahan tenant di luar Jawa juga lebih tinggi, yaitu 8%, dibandingkan dengan pertumbuhan di Jawa yang mencapai 6%.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menyatakan bahwa pendapatan perusahaan mencapai Rp4,45 triliun pada semester I/2024, meningkat 7,8% dari tahun sebelumnya, dengan laba bersih mencapai Rp1 triliun. Kinerja ini didorong oleh peningkatan jumlah menara, pertumbuhan tenant, dan penggelaran serat optik.
Tenancy ratio Mitratel juga membaik menjadi 1,52 kali dari 1,49 kali pada tahun sebelumnya, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aset dan menyelaraskan kebutuhan ekspansi dengan ketersediaan alat produksi.