Alasan Pasien Kanker Indonesia Mencari Perawatan di Malaysia

Alasan Pasien Kanker Indonesia Mencari Perawatan di Malaysia

Dokter spesialis penyakit dalam dan onkologi, Ronald A Hukom dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam (PERHOMPEDIN), mengungkapkan alasan-alasan mengapa banyak pasien kanker asal Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri, terutama Malaysia. Menurut Ronald, hal ini telah menyebabkan negara kehilangan pendapatan hingga Rp170 triliun setiap tahun. Masalah ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya jumlah tenaga medis, tetapi juga karena faktor lain seperti ketepatan diagnosis, ketersediaan obat, dan durasi waktu pelayanan.

Ronald menyoroti bahwa biaya pengobatan kanker di Indonesia relatif mahal. Beberapa obat dan perawatan baru kanker belum tercover atau ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hal ini membuat banyak pasien memilih untuk berobat ke luar negeri, meskipun perjalanan mereka bisa sangat melelahkan. Kontrol atau pengawasan penggunaan obat-obatan terkait juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi pemborosan.

Menurut Ronald, tren ini sudah terjadi sejak 13 hingga 15 tahun yang lalu. Meskipun dokter-dokter di Indonesia tidak kalah dengan yang ada di luar negeri, masih banyak pasien yang memilih berobat ke luar negeri karena berbagai faktor, termasuk waktu pelayanan. Di Indonesia, satu dokter harus menangani 30 hingga 40 pasien, sementara di Malaysia hanya 10 hingga 20 pasien per dokter.