Akibatnya, Ong dan istri pulang ke China pada tahun 1917. Anak mereka, Ong Bung Keng, kemudian meneruskan bisnis ayahnya. Dengan pikiran kreatif, Ong Bung Keng menggoreng tahu putih tersebut.

Hasilnya? Tahu garing, berongga, dan lebih gurih. Aroma wangi tahu gorengnya sukses memikat banyak orang. Meskipun awalnya tidak berniat menjual, Ong Bung Keng akhirnya dipaksa menjual tahu gorengnya oleh Bupati Sumedang.

Sejak saat itu, tahu goreng Ong Bung Keng dikenal sebagai tahu Bungkeng. Berlanjut selama 4 generasi, dari Ong Kino, Ong Bungkeng, Ong Yukim, hingga Suryadi Ukim bersama anaknya, Edric Wang.

Jadi, siapa sangka bahwa tahu Sumedang yang kita kenal sekarang berasal dari perjalanan panjang keluarga imigran China? Kisah ini membuktikan bahwa kreativitas dan ketekunan bisa menciptakan makanan yang lezat dan terkenal hingga generasi selanjutnya. Selamat menikmati tahu Bungkeng, warisan kuliner dari masa lalu yang tetap lezat hingga sekarang!