Perusahaan tas mewah asal Paris, Hermes, kembali mencatat pertumbuhan penjualan dua digit di semua wilayah kecuali Asia. Meskipun konsumsi barang mewah menurun di seluruh dunia, penjualan Hermes terus berkembang pesat. Namun, di Asia, terjadi penurunan pembelian oleh konsumen Tiongkok terhadap produk seperti syal sutra dan tas seharga US$10.000, yang berdampak pada kinerja perusahaan di wilayah tersebut.
Meskipun demikian, penjualan pembuat tas Birkin ini meningkat 13,3% pada kurs konstan, mencapai total €3,7 miliar. Penjualan di Asia di luar Jepang naik 5,5%, menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing seperti LVMH, Richemont, dan Kering.
Hermes dikenal sebagai salah satu perusahaan dengan kinerja paling andal di sektor mewah, berkat posisinya di segmen sangat eksklusif dan basis klien yang kaya. Meski laju penjualan melambat sejak awal tahun, laba operasional semester pertama mencapai €3,15 miliar dengan margin 42%.
Ketua Eksekutif Axel Dumas menyatakan optimisme terhadap masa depan perusahaan dan berencana untuk terus berinvestasi serta menciptakan lapangan kerja baru. Divisi barang fesyen kulit tetap kuat dengan pertumbuhan 18%, sementara permintaan untuk syal sutra dan jam tangan mengalami penurunan.