Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Proyek ini menghabiskan dana sebesar Rp 2,7 triliun. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa air sangat penting untuk pembangunan di NTT karena curah hujan di daerah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain. Oleh karena itu, pembangunan bendungan harus diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi agar air dapat sampai ke sawah-sawah petani.
Bendungan Temef memiliki luas genangan 297,78 hektar dengan volume tampung 45,79 juta meter kubik. Diharapkan kehadiran bendungan ini akan memberikan manfaat bagi irigasi seluas 4.500 hektar, termasuk daerah irigasi Haekto dan Malaka. Selain itu, bendungan juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air domestik masyarakat melalui pembangunan jaringan air baku dan instalasi pengolahan air (IPA).
Proyek ini dilaksanakan oleh kontraktor Waskita-Bahagia-Guntur (KSO) dengan total anggaran Rp 2,7 triliun. Saat ini, Bendungan Temef sudah selesai dan siap untuk diresmikan. Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II, Fernando Rajagukguk, menyatakan bahwa kehadiran Bendungan Temef akan memberikan manfaat bagi masyarakat di Kabupaten TTS, NTT. Selain untuk irigasi, bendungan ini juga memiliki potensi untuk pembangkit listrik, pengurangan banjir, pariwisata, dan penyediaan air bersih.