Made juga menyebutkan bahwa perusahaan berhasil membukukan pembiayaan baru pada segmen syariah sebesar Rp4,3 triliun, atau 22 persen dari total pembiayaan baru. Terkait neraca keuangan perusahaan, Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa, mengungkapkan bahwa total pendapatan mencapai Rp5 triliun, naik sebesar 11 persen year-on-year (yoy) pada semester I tahun ini.
“Sementara itu, total beban meningkat 16 persen yoy menjadi Rp4 triliun pada semester I 2024,” tambahnya. Peningkatan beban ini disebabkan oleh naiknya biaya pendanaan perusahaan seiring dengan kenaikan suku bunga.
“Dengan demikian, laba bersih perusahaan setelah pajak mencapai Rp765 miliar, mengalami penurunan sebesar 7 persen yoy,” kata Sylvanus. Meskipun menghadapi tantangan dalam industri otomotif, Adira Finance tetap optimis dan terus berupaya untuk mengembangkan bisnisnya di segmen lain guna menjaga pertumbuhan perusahaan.