Kebutuhan akan nikel di seluruh dunia terus meningkat, dan pemerintah Indonesia telah menyadari potensi ini dengan mendorong hilirisasi tambang, khususnya nikel. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kontribusi sektor tambang terhadap perekonomian nasional dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Industri hilirisasi nikel tidak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah, seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah.
Peningkatan jumlah UMKM di Sulawesi Tengah merupakan bukti nyata dari dampak positif hilirisasi tambang nikel. Menurut situs resmi KADIN, jumlah UMKM di Sulawesi Tengah telah mencapai 29.706 pada tahun 2022, meningkat dari 25.158 pada tahun sebelumnya menurut situs resmi Dinkop UMKM Sulteng. Pertumbuhan sektor UMKM ini juga diakui oleh Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Pasar Masomba di Palu, Sulawesi Tengah, tahun lalu. Beliau menyatakan bahwa perkembangan ekonomi di Sulawesi Tengah terlihat dari banyaknya toko dan bangunan baru yang bermunculan.
Kepala Desa Bunta, Christol Rizal Lolo, juga menyaksikan dampak positif industri pengolahan bijih nikel di wilayahnya. Sejak hadirnya PT Gunbuster Nickel Industry, banyak perubahan positif terjadi, seperti pembangunan rumah kos-kosan dan BRILink yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Selain sektor perumahan, akses ke layanan keuangan juga semakin luas.