Pendapatan produsen sepatu global, Nike, diprediksi akan mengalami penurunan untuk tahun fiskal 2025. Perusahaan memperkirakan penurunan ini disebabkan oleh preferensi konsumen yang lebih memilih merek lain seperti On dan Hoka. Valuasi saham perusahaan pun turun 12% setelah pengumuman tersebut. Menurut laporan dari Reuters pada Jumat (28/6/2024), Nike memperkirakan pendapatan tahunan perusahaan akan mengalami penurunan satu digit. Hal ini mengejutkan sejumlah analis yang sebelumnya memperkirakan adanya kenaikan pemasukan sebesar 0,91% berdasarkan data London Stock Exchange Group (LSEG).
Untuk kuartal I-2025, Nike memperkirakan penurunan pendapatan sekitar 10%, jauh di atas ekspektasi penurunan pendapatan sebesar 3,16%. Dengan demikian, saham perusahaan yang telah turun 13% sepanjang tahun ini diperkirakan akan terus merosot lebih dari US$ 15 miliar atau Rp 245 triliun (kurs Rp 16.378) jika prediksi kerugian terus berlanjut hingga hari ini, Jumat (27/6). Upaya Nike untuk meningkatkan penjualan melalui saluran langsung kepada konsumen dinilai tidak berhasil karena para pembeli saat ini lebih selektif dalam pengeluaran uang mereka.
Menurut Global Data, pangsa pasar Nike di AS dalam kategori sepatu olahraga turun menjadi 34,97% pada tahun 2023. Pangsa pasar Nike memang terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, yaitu 35,37% pada tahun 2022 dan 35,40% pada tahun 2021. Lemahnya permintaan di pasar internasional, termasuk di China, dianggap sebagai faktor yang berdampak buruk pada penjualan perusahaan. China sendiri menyumbang 15,7% dari total pendapatan Nike pada tahun 2024, sementara Amerika Utara berkontribusi sebesar 42%.